Rabu, 03 September 2014 M - 08 Dzulqa'idah 1435 H
Penulis : WIZA NOVIA RAHMI
Menjadi seorang wartawan tuh sakitnya
di sini ! (nunjuk buku and kamera). Cobaih deh!! ^_^
Gue Husna, wartawan
rendah hati yang selalu mengais berita dan membagikan pada orang banyak. Gue
lah wartawan paling baik di saat sebenarnya narasumber udah muak ngeliat muka
gue, namun gue harus dapetin tuh info untuk publikasi. Gue juga seorang wartawan
terbaik sepanjang masa (menurut gue).
Banyak pengalaman pahit
sejak gue mendaulatkan diri jadi wartawan, di antaranya:
- 1. Dicuekin
narasumber
Beberapa
waktu lalu di sekolah gue ada kegiatan lomba 17-an, yang namanya lomba pasti
ada menang and kalah. Kala itu gue mau wawancara yang menang, ee malah
dicuekin, padahal ni ya, gue mau beritahu pembaca setia bahwa tu orang menang
dalam kegiatan ini. Akhirnya gue posting berita tanpa kata dari si empunya
menang.
- 2. Ga’ pernah
motoin diri sendiri
Hal
menyakitkan dalam mengumpulkan berita itu adalah saat kita wawancara dan
foto-in si narasumber. Kebayang ga’ sih, kalo lo jadi gue, gimana coba?? Masa’
motoin orang lain aja, kapan motoin diri sendiri? Gue kan juga pengen foto di
TKP trus upload di facebook and pajang di twitter. Kapan lagi kan.??
- 3. Di pandang
sebelah mata
Entah
bagaimana awalnya, tiba-tiba aja sebagian orang mandang gue yang sedang
menjabat sebagai wartawan ini dengan sebelah mata. Gue ga’ faham, barangkali
mata mereka kelilipan kali yak.? Kata senior gue “positive thinking aja”
Meskipun demikian,
tentu gue punya pengalaman menarik. Kadang gue ketawa sendirian, gue
benar-benar mencintai dunia wartawan. Mau tau pengalaman menariknya sepeti apa?
Tunggu setelah pesan-pesan berikut ini.. “_”
Sewaktu sekolah gue
ngadain lomba yang bertempat di aula, seperti biasa gue memakai kartu pers
dan sebuah notebook, tak lupa kamera.
Sumpek di dalam, gue mencari akal untuk keluar, lalu gue menjalankan aksi
dengan cara memotret setiap orang sampai depan pintu keluar, trus motoin si
penjaga pintu, dan kemudian kaabuuurrr...
Namun dari pantauan
mata dua gue, tampaknya wartawan kurang disukai orang banyak. Karena berita yang
baik, buruk, prestasi, menang, kalah semua dipublikasikan. Semua ga maunya gue
kok, ada landasan bagi seorang wartawan untuk tidak memihak pada siapa pun,
wartawan itu harus netral, intinya wartawan ga boleh menyembunyikan berita
buruk dan publikasikan semua berita baik.
Akan tetapi,
wartawan juga dihargai ketika berita yang disajikannya memenuhi syarat untuk
sebuah pemberitaan yang mengangkat harga diri. Tapi kebanyakan yang dibutuhkan
orang saat ini bukan wartawannya, melainkan beritanya. Katanya sih “wartawan
ga’ penting, yang penting itu kami meminati dan menanti berita terbaru mereka”. | JUSTIC
Posting Komentar untuk "KITA MEMANG TIDAK DIHARGAI, TAPI TULISAN KITA TETAP DIMINATI"