Kamis, 09 Oktober 2014 M – 14 Dzulhijjah 1435 H
Penulis: WIZA NOVIA RAHMI
MTI Canduang – JUSTIC. Beberapa
hari yang lalu kru JUSTIC sempat menemui salah seorang santri MTI Canduang Agam
Sumatera Barat yang bekerja sampingan
menjual pulsa dengan harga standar kepada teman-teman sekelas, bahkan
sampai kepada guru MTI Canduang sendiri.
Santri yang tidak mau
disebutkan namanya ini memulai usaha kecil-kecilan dengan bermodalkan tabungan
uang belanja. Kemudian seiring berjalannya waktu usaha tersebut semakin
membesar, bahkan sampai Rp 200000 pada setiap kali penambahan saldo.
Namun ada beberapa kendala
yang dirasakannya, yaitu susahnya pembayaran ketika santri lain membeli pulsa
padanya. Beberapa dari santri sering membeli pulsa pada hari Kamis sore, hal
ini dikarenakan pada hari Jum’at libur dan pembayaran pun dilakukan pada hari
Sabtu, setidaknya mereka memiliki taktik yang cerdas dalam hal berhutang.
Kendala lainnya adalah santri
yang membeli pulsa di jam-jam genting, seperti ketika akan shalat, banyak dari
santri yang mendesak, dan ketika sudah diisikan pulsa, dengan entengnya santri
ini mengatakan bisuak bayia yo, lupo baok pitih cako.
Satu kendala lagi, santri yang
membeli pulsa melalui telvon atau sms, ketika bertemu di sekolah sering
menghindar, entah karena belum memiliki uang, entah karena berat rasanya
membayar hutang. Entahlah... | JUSTIC
Posting Komentar untuk "CURHAT – SUSAHNYA JADI PENJUAL PULSA"