Padamu
ku katakan naungan jiwa malam ini
Ku
bisikkan lirih cerita ketika hati bercucuran air mata
Aku
bukanlah manusia baja tanpa rasa
Bukan
malaikat suci tanpa dosa
Dan
juga bukanlah robot ciptaan tanpa air mata
Namun
aku hanyalah biasa… yang dapat terluka teraniaya dan terpuruk di
sisi-sisi kepiluan
Padamu
gelap.. ku tumpahkan segala rasa yang membelenggu jiwa
Aku
bercengkrama lewat hati tanpa suara dan mulai terbisu disaat penat
menjemput durja
Sudahkah
engkau dengar ? isak sengau jeritan hati yang berlayar di lautan air
mata
Melawan
amarah ku coba berbesar jiwa meski kadang mereka tak akan pernah
mengerti dalam celotehan yang tak pernah terpilarkan.
Dan
mereka tak akan tau mengapa setiap malam ku selalu menjumpaimu
bersama air mata wahai gelap.
Coba
tengok aku malam selanjutnya dan tanyakan bagaimana keadaan ku di
kala itu
Jika
ku jawab masih dengan air mata maka teruslah buat aku kuat seperti
kau yang berbalut dingin dalam kesunyian
Atau
jika ku tersenyum sapalah dengan bangga
Karna
darimu aku belajar menerima derita dan darimu juga aku tau ada terang
setelah gulita
Padamu
gelap ku titipkan catatan malam ini sebagai cerita tidurku
Biarkan
aku bersandar terlelapakan di sepinya malammu
Dan
bangunkan aku ketika esok mentari menyambutku berseri
Boleh tidak puisi ini kk salin di blog kk..? tapi tetap kk buat jg sumber dan penciptanya yang asli..? maklum, kk masih newbie.. hehe
BalasHapus