Penulis : Widy Shahafiyyah
JUSTIC
Ditempat
lain dengan kisah yang berbeda, ditengah malam natal yang meriah menurut
penganutnya dan sekaligus penantian pergantian tahun namun maraknya malam
natal, yang harusnya dinikmati tiap keluarga. Namun tidak dengan keluarga
ini, karena keluarga ini tengah dirundung percekcokan.
JUSTIC
BAGIAN:2
Mawar tak berduri
ilustrasi |
PLAAKKK
‘’dasar wanita hina,kau
mempermalukan keluarga, kenapa kau beralih pada agama yang bar-bar itu hahhh?’’ marah
seorang laki-laki
‘’islam tidak bar-bar,Jjustru agama
kita yang dahulu yang bar-bar’’ ujarnya berani
‘’kurang
ajar’’dan kembali tamparan itu dilayangkan pada wanita yang tengah memakai
kerudung tersebut.
‘’dengar
aku tak mau hidup dengan wanita bar-bar seperti dirimu, lebih baik kuceraikan
kau’’
‘’dengar
juga mas, aku bertahan bukan karna aku tak sanggup jika tak didekatmu atau kamu
terlantarkan, tapi aku menunggu... menunggu apa mas masih bisa disadarkan. Tapi, ternyata aku salah. mas benar-benar sudah buta, aku pergi’’ia pun
melangkahkan kakinya keluar.
‘’mah’’suara
anak laki-laki membuyarkan dirinya.
‘’matheo’’ujar
wanita dan laki-laki ini bersama-sama.
‘’matheo, kamu
ikut sama papa’’ujar si laki-laki penuh ketegasan
‘’….’’matheo
terdiam sembai menatap lirih pada papanya.
‘’pah..andai
saja kita masih bisa tinggal bersama satu atap bersama dengan mama’’
‘’apa
maksud kamu?’’
‘’ma’af
pah’’sembari mengeluarkan koper dari balik tangga.’’ tapi sepertinya matheo lebih
memilih sadar dan ikut mama, meski matheo belum bisa menerima
islam sepenuhnya tapi matheo…tidak bisa membiarkan mama sendiri tunggang
langgang di dunia ini’’
‘’matheo’’bentak
sang papa.
‘’ma’af
pah, untuk kali ini matheo tak bisa menurut,matheo lebih menyayangi mama yang
lebih perduli dengan hidup-mati matheo’’
Merekapun pergi tanpa mendengarkan
omelan laki-laki yang telah mengusir istrinya dan kehilangan anaknya.
‘’matheo, kita
akan pergi ke jakarta memulai hidup baru, identitas baru, nama baru dan agama yang
shah’’ujar sang mama.
‘’uhmmm
asalkan mama senang matheo akan senang’’
Bukan
tentang privasi tapi tentang perasaan karna sesungguhya, perasaan seorang ibu
memang lebih peka, meski matheo tak mengerti untuk apa ia harus mengikuti agama
yang dianut sang ibunda. Tapi satu yang ia yakini, jika sang ibu yakin untuk
memilih islam. Maka berarti sang ibunda benar karna yang ia tau sang ibunda
bukan orang yang sembarangan memilih apalagi untuk hal yang besar ini.
Maka
karna itu ia juga meyakini semua itu, karna ia juga yakin apa yang ia pilih kini
takkan ia sesali setidaknya itulah kata hatinya kini, dan untuk keesokannya.
‘’mah
kenapa mama memilih agama ini?’’ tanya matheo saat masih ada sesuatu yang mengganjal
didalam benaknya.
‘’hmmm…karna ada sesuatu
yang mama rasakan saat mama pertama kali mengenalnya secara langsung. Adahal
yang tak mama mengerti knapa ini bisa terjadi’’
‘’apa?’’
‘’saat mama bermimpi mama
menemukan dua jalan,satu jalan dimana ada terdengar suara adzan dan yang satu
lagi suara nyanyian gereja,saat mama memutuskan untuk memilih jalan untuk
kegereja, tiba-tiba seorang lelaki tua berpakaian putih menghampiri mama’’
FLASH BACK
Seorang wanita paruh baya yang tampak
kebingungan melihat dua arah jalan yang menunjukkan tempat yang berbeda,dimana
salah satunya terdengar suara adzan dan yang satunya terdengar suara nyanyian
gereja,iapun melangkahkan kakinya menuju suara arah nyanyian gereja.
‘’tunggu
anakku’’sebuah suara menginterupsi langkah wanita tersebut.
‘’anda
siapa?’’
‘’kamu
melangkah kearah yang salah’’wanita mengerutkan keningnya bingung.
‘’knapa?ini
memang langkah yang benar koq’’kakek tua itupun menggelengkan kepalanya.
‘’takkah
suara dijalan kanan lebih hangat dan nyaman,sedang sebelah kiri terasa hampa
dan suram’’
Wanita
itu menajamkan pendengarannya dan benar saja apa yang dikatakan kakek itu benar
adanya,tapi tetap saja ia bukan bagian dari asal suara itu.
‘’tapi
aku bukan seorang muslim’’kakek itu tersenyum dan mendekati wanita terrsebut.
‘’anakku
asal kamu tau,sesuatu bisa diubah dan ubahlah sebelum terlambat begitupun
anakmu,disana bukan jati diri kalian tapi tempat dijalan kanan ininlah jalan
kalian’’kakek itu memberikan sorban pada wanita itu dan melilitkannya di leher
wanita tersebut.
‘’aku
yakin kau dan anakmu akan bahagia,pergilah dan turuti kata hatimu’’
Sejenak
wanita itu berfikr bahwa kakek yang ia temui itu sudah gila dan berbicara
ngawur,namun saat ia langkahkan kakinya ada kerguan dihatinya ia meerasa
sesak,perasaan apa ini pikirnya.iapun memandang kebelakang namun kakek itu
sudah tak ada,dengan perlahan ia melangkahkan kakinya kejalan kanan dan sesak
itu hilang.tiba-tiba sebuah suara yang ia kenal barusan terdengar.
‘’kamu
adalah mawar,tapi mawar berduri dan takdirmu mencoba mengikis duri itu maka
dari itu jadilah mawar tak berduri.’’
END OF FLASH BACK
‘’dan kamu tau math, sorban yang ia
beri pada mama tiba-tiba ada dileher mama saat mama terbangun, untung papamu tak
tau’’matheo hanya mengangguk, lalu ia tersenyum saat mengingat sesuatu lalu
tersenyum.
‘’knapa
tersenyum?’’
‘’ah
tidak hanya saja aku merasa beruntung bisa masuk islam’’
‘’syukurlah’’
Namun
sayangnya keuntungan itu masih disalah artikannya yang tak mengerti, dan ini
hanya masalah waktu untuk dirinya, karna waktu dengan lembaran terus berjalan
menciptakan alur maju mundur yang tak terduga bukankah begitu matheo.
Ada
sesuatu hal didunia ini
Yang
kadang tak kita mengerti
Hanya
saja tuhan slalu berkuasa
Untuk
mempertemukan kita
Dengan
jawaban yang tengah kita cari
Kita
memang mawar yang berduri
Karna
itu hal yang kita lakukan adalah
Mencabuti
duri tersebut
Meski
dengan perih dan terluka
Hal
yang perlu kita tau adalahHidup
adalah ketika roda takdir berputarDan
tuhan yang memulai memutar
Dan
kita yang menjalaniDan
belajarlah pada mawarJika
kita mengertiBahwa
mawar memiliki banyak arti tersendiri
Posting Komentar untuk "ZUKHRUFNYA CINTA == Bagian 2 =="